Minggu, 14 Juli 2013

SERAH TERIMA PENDETA HKBP RESSORT AMPERA MEDAN

Pada hari Sabtu, 13 Juli 2013, pukul 11.00-13.00 bertempat di Konsistori HKBP Ampera dilaksanakan acara serah terima jabatan Pendeta HKBP Ressort Ampera dari Pdt Lukman Lumbantobing, STh kepada Pdt Sobok Simanjuntak. Serah terima ini dipimpin Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pdt Julasber G. Silaban, MTh dihadiri seluruh Parhalado HKBP Se-Ressort Ampera
Pdt Lukman Lumbantobing, STh sudah 4, 11 tahun melayani di ressort Ampera, sekarang pindah melayani ke HKBP Ress Medan Tenggara. Sedang Pdt Sobok Simanjuntak, STh pindah dari HKBP Ressort Kandis Distrik Riau. Sehari sebelumnya telah diadakan Verfikasi keuangan  oleh Tim dari HKBP Distrik X Medan Aceh: Pdt Tampak Hutagaol, MTh, Pdt Ester Sitorus, MTh dan Gr Berlin Nainggolan.













Rabu, 19 Juni 2013

PERESMIAN HKBP RESSORT PENGEMBANGAN, RESS KE-80 DI HKBP DISTRIK X MEDAN ACEH


HKBP Distrik X Medan Aceh semakin besar dengan bertambahnya lagi satu ressort yaitu HKBP Ressort Pengembangan, yang diresmikan pada hari Minggu 09 Juni 2013 oleh Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pdt Julasber G. Silaban, MTh, dengan SK Ephorus HKBP No 321/L08/IV/2013.
HKBP Ressort Pengembangan ini adalah pemekaran dari ressort Sukaramai. Pada peresmian ini juga Ephorus HKBP menetapkan Pdt Swardi Aruan, STh menjadi pendeta ressort.


Pendeta Ressort Sukaramai Pdt Dr L.Hutajulu makan bersama dengan Praeses



Ibu/Bapak sintua sedang bersiap untuk prosesi ke gereja


Ibu-ibu panitia berfose bersama sebelum berangkat menuju gereja


 

 







 
 















Selasa, 18 Juni 2013

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MATI DI DALAM TUHAN

"Berbahagilah orang yang mati di dalam Tuhan" adalah khotbah Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh, Pdt Julasber G. Silaban, MTh yang terambil dari Wahyu 14 ayat 13, ketika mengucapkan penghiburan dalam ibadah pemberangkatan Pdt Tunggul P. Simorangkir, MLS dari HKBP Uskup Agung ke tempat peristirahatannya di Taman Eden Tanjung Morawa, Selasa 18 Juni 2013. Menurut ukuran dunia, kematian adalah sangat menakutkan, maka sering disebut mendapat kemalangan. Karena jika seseorang sudah meninggal, maka berakhirlah segala harapan. Dan dalam pertarungan di dunia, jika seseorang itu sudah meninggal maka jadilah pemenang orang dapat membuat seseorang itu mati.
Seperti berita kematian Yesus di kayu salib, penguasa dunia ini sudah menganggap ia berhasil dan menjadi pemenang, tetapi setelah kebangkitan Yesus, dunia geger bahwa  sungguh nyata bahwa akhir dari segala-galanyanya bukanlah kematian dan bukan di tangan sang penguasa dunia ini, yang menentukan adalah Allah.

Demikian halnya kematian orang percaya tidaklah berakhir di dalam liang kubur, karena masih ada kebangkitan dan  kehidupan yang kekal. Jadi kematian itu harus dipahami sebagai sesuatu yang baik dari ukuran iman, dan harus dijalani sebagai konsekwensi tabiat manusia berdosa, dan merupakan pintu gerbang menuju kehidupan yang kekal yang sudah disediakan Tuhan Yesus Kristus.
Kebahagiaan orang mati di dalam Tuhan disebutkan "supaya mereka berhenti dari jerih lelah" dan "segala yang diperbuat semasa hidupnya akan diperhitungkan Allah" dan dapat juga disebutkan "akan bersama-sama dengan Kristus"( Pil 1:23) dan karena namanya telah tertulis di dalam sorga (Luk 10:20).

Pdt Simorangkir meninggal di usia 78, 6 tahun. Semasa hidupnya pendeta ini sungguh dekat
dengan sesamanya pendeta yang senior maupun yang junior dan sangat akrab dengan seluruh keluarga. Kiranya Tuhan Yesus  yang menghibur dan menguatkan Nyonya Pdt Simorangkir br Hutagalung dan seluruh keluarga yang ditinggalkan.