Selasa, 19 Maret 2013

Temu-Pisah Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh


Sekjen HKBP Pdt Mori Sihombing, MTh beserta Ibu berfose bersama Praeses lama Pdt SMP Marpaung dan ibu dan Praeses baru Pdt Julasber G. Silaban, MTh dan Ibu serta Kabid Diakoni Pdt  Parsaoran Sinambela dan Ibu, seusai acara temu pisah Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh
 Pada hari Minggu, 4 Nopember 2012 dalam Ibadah Minggu, Sekjen HKBP Pdt Mori Sihombing, MTh melantik Pdt Julasber G. Silaban, MTh menjadi Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh untuk periode 2012-2016, meng-gantikan  Pdt Sabam M.P. Marpaung, STh. Dan setelah itu Praeses Silaban melantik Kepala Bidang Diakonia Pdt Parsaoran Sinambela dan melantik Majelis Pekerja Sinode (MPS) Pdt Drs Donald Sianturi dan St Ir Eric Aruan, MM. Kemudian melantik Majelis Pekerja Sinode Distrik (MPSD) yang terdiri dari :


1.     Pdt Martin Manullang, STh (Pardamean)
2.     Pdt Tungkol Tampubolon,STh (Tegal Rejo)
3.     Pdt GoklasPanggabean,STh (Patumbak)
4.     Pdt Soni L. Sinaga, STh (Helvetia Sada
5.     Pdt Sabar M. Manurung (Tanj Sari)
6      Pdt TumpalTambunan, STh(Sukadono)
7.     St Dinar Napitupulu (Sudirman)
8.     St Ir Jonner. Simanjuntak (Menteng)
9.     St R.W. Sirait, SE, SH, MH (Sei Putih)
10.   Drs Godfried Lubis (Teladan)
11.   St Drs Jonter Situmorang(Med Helvetia)
12.   St Drs Marlon Ritonga (Serdang)

Dalam Khotbah yang diambil dari Markus 12 : 28 - 34,  Sekjen HKBP menekan-kan bahwa para pelayan yang dilantik harus bertangan dingin dan hati yang lembut.

Kemudian Praeses Pdt Julasber Silaban dalam kata pendahuluan menyebutkan bahwa jabatan Praeses bukanlah jabatan yang disejajarkan dengan jabatan sekuler (duniawi) tetapi sebagai gembala (parmahan) dan pelayan yang harus selalu meneladani Kristus. Kemudian memaparkan bahwa HKBP telah memiliki program yg dituangkan dalam RENSTRA (Rencana strategis) dan RIP (Rencana Induk Pelayanan), berdasarkan keputusan Sinode Agung HKBP, kemudian  menambahkan 3 Pilar yaitu Pembaharuan, Perdamaian dan Pemberdayaan. Dengan prinsip dasar bahwa Gereja harus terus mengalami pembaharuan yang tentunya dimulai dari hati setiap orang.
Perdamaian yang dimaksudkan, gereja tidak boleh terjebak dan larut dalam konflik internal, karena akan memandulkan fungsi gereja dan menuai kerugian besar, segala pertikaian, blok-blok-an harus diakhiri, karena kita sudah dipersatukan dalam Tubuh Kristus. Pemberdayaan: memberdayakan segala potensi yang dimilik oleh gereja itu sendiri sebagai kekayaan untuk terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan.


              Praeses Silaban menambahkan bahwa berdasarkan pengamatannya yang selama ini sebagai Kepala Bidang Diakonia, gereja sering terjebak dalam pertikaian internal bukan karena ajaran gereja (dogma) tetapi karena kepentingan dan uang. Maka gereja harus terus melaksanakan Pembinaan (PWG) dan menerapkan budaya transparansi  keuangan yang di dalamnya accauntabilitas, pengawas-an dan pelaporan. Karena semua kita pada akhirnya harus memberi pertanggungjawaban kepada pemilik Gereja yaitu Tuhan Yesus Kristus.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar